Pages

Senin, 16 November 2015

Sistem Informasi Psikologi (Tugas 2)



  1. Komponen Elemen Sistem
Salah satu contoh elemen sistem yang berhubungan dengan  ilmu psikologi yaitu ada dalam praktik dalam Psikologi Kognitif yang menggunakan komputer dalam pengerjaannya. Salah satu materinya adalah attention. Dalam mengaplikasikan praktik attention ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu:
a)      Tujuan
Tujuan dalam praktik ini adalah untuk menunjukkan selektivitas perhatian (attention) dengan menggunakan panca indera, serta dua mode dasar pemrosesan informasi manusia yaitu pemrosesan terkontrol dan pemrosesan otomatis. Setelah mengetahui tujuan dari praktik tersebut akan menghasilkan input dan output, tetapi untuk sebelum mendapatkan output (hasil) akan melalui suatu proses.
b)      Input
Input dalam praktik ini adalah suatu stimulus yang tampak pada layar komputer dan kita harus mengingat stimulus tersebut.
c)      Proses
Proses dalam praktik ini adalah ketika kita harus mengingatnya dalam ingatan otak kita agar dapat menentukan ada atau tidaknya stimulus yang muncul ketika stimulus tersebut diacak dalam beberapa stimulus yang berbeda.
d)     Output
Output dalam praktik ini adalah hasil dari jawaban kita dalam menentukan ada atau tidaknya stimulus awal yang kita lihat pada layar komputer ketika stimulus tersebut ditampilkan secara acak dan cepat  kembali dalam beberapa stimulus berbeda. Dalam output ini akan menghasilkan umpan balik pada input.
e)      Umpan balik
Umpan balik dalam praktik ini adalah ketika ada beberapa stimulus yang muncul itu muncul berulang-ulang maka kita akan secara sadar dapat menjawabnya dengan benar, karena adanya latihan secara terus-menerus atau pengalaman. Sehingga ketika kita pada set test pertama salah dan pada set test kedua stimulus tersebut muncul kembali maka kita dapat menjawabnya dengan tepat.

  1. CBIS (Sistem Informasi Berbasis Komputer)
a.      Pengertian CBIS
Menurut Umar (2005) CBIS merupakan evolusi sistem informasi yang berbasiskan komputer yang tahapannya memperlihatkan perkembangan kemajuan teknologi sistem informasi sekaligus pemanfaatannya oleh orang-orang yang berkepentingan dalam perusahaan.
Kemudian menurut Hall (2007) CBIS adalah akses yang tidak sah untuk mendapatkan keuntungan atau tujuan lainnya yang bersifat ilegal.
Lalu menurut Djahir dan Pratita  (2014) Sistem informasi berbasis komputer (CBIS) adalah fleksibilitas yang ditawarkannya dalam rancangan dan penggunaan database.

b.      Evolusi CBIS terbagi menjadi beberapa sistem, antara lain:
1)      EDP (Pengolahan Data Elektronik)
Menurut Amsyah (2005) EDP adalah alat pengolah bantu bagi unit-unit informasi yang memerlukan pengolahan data yang banyak, rumit, dan bentuk hasil informasi yang beragam.
Sedangkan menurut Kuswayatno (2006) EDP adalah pengolahan data dengan menggunakan komputer.

2)      SIM (Sistem Informasi Manajemen)
Menurut Fatta (2007) Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sebuah sistem informasi pada level manajemen yang berfungsi untuk membantu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan dengan menyediakan resume rutin dan laporan-laporan tertentu.
Lalu menurut Mc. Leod (dalam Djahir dan Pratita, 2014) Sistem informasi manajemen adalah sekumpulan sistem informasi yang saling berinteraksi, yang memberikan informasi, baik untuk kepentingan operasi atau kegiatan manajerial.
Sedangkan menurut Gordon B. Davis (dalam Djahir dan Pratita, 2014) Sistem informasi manajemen adalah sistem manusia atau mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan dari suatu organisasi.

3)      SPK (Sistem Penunjang Keputusan)
Menurut Tuban dan Aronson (dalam Marimin, 2006) mendefinisikan SPK sebagai suatu sistem interaktif berbasis komputer yang dapat membantu para pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk memecahkan persoalan yang bersifat tidak terstruktur.
Kemudian menurut Minch dan Burns (dalam Marimin, 2006) SPK adalah konsep spesifik sistem yang menghubungkan komputerisasi informasi dengan para pengambil keputusan sebagai pemakainya.
Selanjutnya menurut Sulianta (2010) Sistem penunjang keputusan ditujukan bagi para manajer pengambil keputusan, serta digunakan pula oleh para analis bisnis perusahaan dalam proses pengambilan keputusan.

4)      OA (Office Automation atau Otomatisasi kantor)
Menurut Hall (2007) Otomatisasi kantor adalah penerapan otomatisasi, seperti teknologi komputer pada pekerjaan kantor.
Sedangkan menurut Sulianta (2010) Otomatisasi kantor merupakan perangkat keras atau komputer yang dimampukan oleh software spesifik, ditujukan untuk membantu para pekerja kantor untuk efisiensi dan efektivitas. Contoh sistem otomatisasi kantor yaitu: word processing, email, fax machine, electronic scheduling.
Setelah itu, menurut McLeod dan Schell (2008) Otomatisasi kantor adalah penggunaan sistem computer untuk meningkatkan produktivitas pekerja. Contoh lainnya yaitu: sistem manajemen basis data, program spreadsheet, dan sistem desktop publishing.

5)      SPakar (Sistem Pakar)
Menurut Turban (dalam Kusrini, 2006) Sistem pakar adalah program komputer yang menirukan penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan tertentu.
Lalu menurut Durkin (dalam Pusadan, 2014) Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh seorang pakar.
Kemudian menurut Ignizio (dalam Pusadan, 2014) Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan dalam suatu domain tertentu yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan keahlian seorang pakar.


DAFTAR PUSTAKA
Amsyah, Zulkifli. (2005). Manajemen sistem informasi. Jakarta: Gramedia.
Djahir, Yulia., Pratita, Dewi.  (2014). Bahan ajar sistem informasi manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
Fatta, Hanif. (2007). Analisis dan perancangan sistem informasi untuk keunggulan bersaing perusahaan dan organisasi modern. Yogyakarta: Andi Offset.
Hall, James. (2007). Sistem informasi akuntansi edisi 4. Jakarta: Salemba.
Kusrini. (2006). Sistem pakar, teori dan aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Kuswayatno, Lia. (2006). Mahir berkomputer, teknologi informasi dan komunikasi. Jakarta: Grafindo.
Marimin. (2006). Teknik dan aplikasi pengambilan keputusan kriteria majemuk. Jakarta: Grafindo.
McLeod, Raymond., Schell, George. (2008). Sistem informasi manajemen edisi 10. Jakarta: Salemba.
Pusadan, Mohammad. (2014). Pemrograman MATLAB pada sistem pakar Fuzzy. Yogyakarta: Deepublish.
Sulianta, Feri. (2010). IT ergonomics. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Umar, H. (2005). Evaluasi kinerja perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Jumat, 16 Oktober 2015

Tugas 1 Sistem Informasi Psikologi



  1. Pengertian Sistem

Menurut Indrajit (dalam Hutahaean, 2014) mengemukakan bahwa sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.
Kemudian menurut Murdick, R.G (dalam Hutahaean, 2014), mengatakan bahwa suatu sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Jerry FutzGerald, (dalam Hutahaean, 2014) sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suau sasaran yang tertentu.
Selain itu, menurut Dr. Ir. Harijono Djojodiharjo (dalam Hutahaean, 2014), mengatakan suatu sistem adalah sekumpulan objek yang mencakup hubungan fungsional antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri tiap objek dan yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara fungsional.

  1. Pengertian Informasi

Menurut Anton M. Moeliono (dalam Gaol, 2008), informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita (tentang). Selanjutnya, Anton M. Moeliono (dalam Gaol, 2008), mengatakan bahwa informasi adalah keterangan atau bahan yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau kesimpulan.
Kemudian menurut Gordon B. Davis (dalam Gaol, 2008), “Information is data that has been processed into a form that is meaningful to the recipient and is of real or perceived value in current or prospective actions or decisions.” Yang mengandung pengertian sebagai berikut: Informasi adalah data yang telah diproses atau diolah ke dalam bentuk yang sangat berarti untuk penerimaannya dan merupakan nilai yang sesungguhnya atau dipahami dalam tindakan atau keputusan yang sekarang atau nantinya.
Selanjutnya menurut Robert G. Murdick (dalam Gaol, 2008), mengatakan “Information consists of data that have been retrieved, processed, or otherwise used for informative or inference purposes, argument, or as a basis for forecasting or decision making”. Yang mengandung pengertian sebagai berikut: Informasi terdiri atas data yang telah didapatkan, diolah atau diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan penjelasan atau penerangan, uraian, atau sebagai sebuah dasar untuk pembuatan ramalan atau pembuatan keputusan.

  1. Pengertian Psikologi

Psikologi berasal dari dua kata bahasa Yunani psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu, secara harfiah psikologi dapat diartikan yaitu ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa.
Menurut Branca (dalam Syahid, 2010) bahwa psikologi sebagai ilmu tentang perilaku. Kemudian menurut Woodworth dan Marquis (dalam Syahid, 2010) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang aktivitas individu, baik aktivitas motorik, kognitif maupun emosional. Definisi ini, lebih bersifat praktis karena langsung mengarah pada aktivitas kongkrit yang dilakukan manusia sebagai manifestasi kondisi kejiwaannya.
Sedangkan menurut Syah (dalam Muhibbinsyah, 2001) psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat pskomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebagainya. Sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.


Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan data yang telah diolah atau diproses untuk dijadikan kajian dasar analisis mengenai tingkah laku manusia.


DAFTAR PUSTAKA

Gaol, Chr. Jimmy. (2008). Sistem informasi manajemen: Pemahaman dan aplikasi. Jakarta: Grasindo.
Hutahaean, Jeperson. (2014). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish.
Muhibbinsyah. (2001). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syahid, Ahmad., Maddini, Harsul. (2010). Aplikasi Psikologi Pendidikan Dalam Pembelajaran. Jurnal IQRA, Ilmu Kependidikan dan Keislaman. 6, 1, 97-111

Selasa, 09 Juni 2015

Terapi Kelompok (Psikoterapi)



TERAPI KELOMPOK
Terapi kelompok adalah suatu pelayanan kepada kelompok yang tujuan utamanya untuk mebantu anggota-anggota kelompok memperbaiki penyesuaian mereka, dan tujuan keduanya untuk membantu kelompok mencapai tujuan-tujuan yang disepakati oleh masyarakat. Dalam tradisi pekerjaan sosial, pengorganisasian kelompok banyak dipilih sebagai metode yang strategis dalam proses penyembuhan sosial. Penggunaan metode yang didasarkan kelompok inilah yang disebut terapi kelompok. Selain di barat, konsep terapi kelompok juga banyak diterapkan oleh lembaga pelayanan sosial yang ada di Indonesia. Selain murah dan efektif metode ini sangat strategis untuk membangun kepercayaan diri klien yang sedang mengalami masalah. Pada dasarnya, teori-teori yang digunakan dalam terapi kelompok tidak jauh berbeda dengan teori yang ada pada terapi individu maupun keluarga. Hanya saja yang membedakannya adalah pendekatan yang menggunakan kelompok sebagai sarana penyembuhannya.

Bentuk-bentuk Terapi Kelompok
Terapi kelompok terdiri atas beberapa bentuk, sebagian besar berasal dari jenis-jenis terapi individual.
  • Kelompok eksplorasi interpersonal           tujuannya adalah megembangkan kesadaran diri tentang gaya hubungan interpersonal melalui umpan balik korektif dari anggota kelompok yang lain. Pasien diterima dan didukung. Oleh karena itu, dapat meningkatkan harga diri. Tipe ini yang paling umum dilakukan.
  • Kelompok bimbingan inspirasi         kelompok yang sangat terstruktur, kohesif, mendukung, yang meminimalkan pentingnya tilikan, dan memaksimalkan nilai diskusi di dalam kelompok dan persahabatan. Kelompoknya mungkin saja besar (misal, Alcoholic Anonymus). Anggota kelompok dipilih seringkali karena mereka ”mempunyai problem yang sama”.
  • Terapi berorientasi psikoanalitik         suatu teknik kelompok dengan struktur yang longgar, terapis melakukan interpretasi tentang konflik nirsadar pasien dan memprosesnya dari observasi interaksi antar anggota kelompok.
Sejumlah tipe terapi kelompok yang lain, antara lain terapi perilaku, gestalt, konfrontasi, psikodrama, analisis transaksional, maraton, dll.
Terapi kelompok dapat berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan atau beberapa tahun, dan biasanya dilakukan seminggu sekali. Biasanya terdiri atas 5-12 anggota (bergantung pada tipenya). Terapis terapi kelompok dilakukan dengan menyertakan ko-terapis.
Beberapa kelompok terdiri dari pasien dengan hanya satu diagnosis (misal, skozofrenia, alkoholisme), tetapi ada juga yang campuran. Belum jelas pasien-pasien mana saja yang mendapat manfaat (atau justru memburuk) dengan terapi kelompok, tetapi sebagian besar pasien berhasil dengan menggunakan metode terapi kelompok.
Keunikan dan Keuntungan Terapi Kelompok
  1. Meningkatnya sense terhadap realitas
Interaksi anggota kelompo mendekati situasi nyata: cara bicara terhadap orang lain, cara pendekatan terhadap orang lain, dll.

  1. Mereduksi isolasi sosial
Mengurangi perasaan bahwa hanya dia yang bermasalah.

  1. Penerimaan dan dukungan kelompok
Khususnya bila masalah, latar belakang, dll homogen maka akan lebih memungkinkan penerimaan dan dukungan.

  1. Imitasi kesuksesan mengatasi masalah
Melihat contoh sukses orang lain dengan teknik tertentu, timbul keinginan mencoba.

  1. Kesempatan untuk feedback
Bisa menanyakan tanggapan dari anggota yang lain.

  1. Kesempatan untuk altruisme
Bisa membantu orang lain sehinnga percaya diri meningkat.

  1. Meningkatnya sensitivitas
Lebih sensitif terhadap masalah orang lain dan diri sendiri.

  1. Corrective ‘family’ experience
Interaksi dalam keluarga, diangkat dalam kelompok.

  1. Harapan
Melihat orang lain berhasil, merasa dia juga bisa.
Keterbatasan Terapi Kelompok
-          Tidak semua klien cocok: tertutup, masalah verbal, interaksi.
-          Peran terapis menyebar: menangani banyak orang sekaligus.
-          Sulit menumbuhkan kepercayaan: kurang personal.
-          Klien sangat tergantung dan berharap terlalu banyak pada kelompok.
-          Kelompok tidak dijadikan sarana untuk berlatih.
-          Membutuhkan terapis terlatih.


DAFTAR PUSTAKA
Ritandy, Ranto. (2013). Strategi Intervensi Komunitas Seruling Bambu Nusantara Dalam Mengatasi Stres (Coping Stress) Pada Anggota Di Taman Budaya. Skripsi.
Tomb, David. A. (2003). Psikiatri. Jakarta: EGC.
Yalom, I. D. (1975). The Theory and Practice of Group Psychotherapy. New York: Basic Books.