Kamis, 30 Mei 2013
Kamis, 09 Mei 2013
Tugas IAD bab 7
BAB 7
Peran Energi Geothermal
(Panas Bumi) di Indonesia
Teknologi Energi Panas Bumi untuk Masa Depan Kelangsungan Hidup Manusia
10 Mei 2013
Peran Energi Geothermal
(Panas Bumi) di Indonesia
Sudah bukan merupakan rahasia lagi bahwa energi fosil di Indonesia
saat ini sudah menipis dan akibatnya kita dipaksa untuk segera mencari energi
alternatif baru yang nantinya akan menggantikan posisi energi fosil yang ada
sekarang. Saat ini cadangan minyak bumi Indonesia hanya bisa bertahan sekitar
12 tahun lagi apalagi dengan laju produksi minyak yang terus menurun sepanjang
tahun, saat ini produksi minyak di Indonesia sekitar 800 rb barrel/hari
bayangkan padahal waktu itu kementrian ESDM sempat memberitahukan bahwa target
produksi minyak kita di tahun 2014 adalah satu juta barrel/hari tapi melihat
kenyataan sekarang, sepertinya hal itu sulit untuk direalisasikan selama kita
tidak menemukan cadangan baru. Sementara produksi minyak kita terus menurun,
tingkat kebutuhan kita akan minyak bumi justru cenderung meningkat (saat ini sekitar
1,3 juta barrel/hari) . Dengan kondisi saat ini Indonesia tidak akan bisa berkembang
karena dana APBN kita terus menerus di sedot untuk memenuhi kebutuhan akan
energi minyak bumi kita sendiri karena kita harus mengimpor
dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan kita akan minyak bumi.
Untuk mengatasi permasalahan tadi, pemerintah telah menyiapkan
beberapa solusi untuk memenuhi kebutuhan energi kita dengan beberapa energi
alternatif lainnya, seperti energi panas bumi, gas bumi, bio fuel, solar cell,
dan banyak lagi. Saat ini yang paling memiliki peran besar untuk memenuhi
kebutuhan energi adalah gas bumi dan panas bumi. Kedua sumber energi itu yang
paling berpotensi untuk menggantikan minyak bumi saat ini karena fasilitasnya
saat ini sudah ada dan juga jumlah cadangan yang cukup besar di Indonesia.
Untuk gas bumi Indonesia masih bisa memenuhi kebutuhannya untuk 30 tahun
kedepan dan untuk panas bumi cadangannya mencakup 40 % cadangan seluruh dunia
dengan potensi energi listrik (jika di konversi ke listrik) mencapai 29 GW.
Energi panas bumi adalah energi yang berasal dari perut bumi
berwujud energi panas yang sangat besar dan bisa dibilang tidak bisa habis
asalkan penanganannya tepat. Energi ini dikatakan tidak bisa habis karena sistemnya
adalah dengan mengambil panas yang ada di bawah permukaan bumi melalui suatu
media fludia yang bisa membawa panas ke permukaan kemudian fluida itu (biasanya
air) setelah diambil panasnya akan diinjeksikan kembali ke dalam bumi untuk
mengambil panas yang ada di bawah permukaan, begitu seterusnya. Saat ini
produksi tenaga listrik yang telah digunakan dari panas bumi sekitar 1,89 GW
atau sekitar 6,5 % dari potensi yang dimiliki. Akan tetapi, dari PT PLN
(persero) mengatakan bahwa kebutuhan listrik Indonesia untuk tahun 2010-2019
sebesar 55 GW, artinya walaupun seluruh energi panas bumi di Indonesia telah
dipakai tetap saja tidak bisa memenuhi kebutuhan listrik Indonesia dan jika
kita bandingkan dengan jumlah cadangan energi yang lainnya seperti tenaga air 75,67 GW, mikro hydro 0,45 GW, biomass 49,81 GW,
tenaga surya 4,8 kWh/m2/day, tenaga angin 9,29 GW dan uranium 3 GW untuk 11
tahun (hanya di Kalan, Kalimantan Barat), memang tenaga panas bumi tidak begitu
besar tapi melihat berbagai aspek lain panas bumi lah yang memiliki potensi
paling besar, contohnya saja untuk tenaga air, memang kita memliki potensi yang
sangat besar tapi biaya yang dikeluarkan untuk mengubah tenaga air ke tenaga
listrik jauh lebih besar daripada panas bumi, biaya untuk satu turbin yang
menghasilkan listrik 50 KW harganya 200 juta, jika kita konversikan untuk 5 GW
maka uang yang dikeluarkan sebesar 20 Miliar, belum lagi uang yang dikeluarkan
untuk peralatan fasilitas lainnya, tentu saja hal ini tidak terlalu efisien.
Menurut saya walaupun kondisinya panas bumi tidak bisa memenuhi
kebutuhan listrik di Indonesia saya tetap yakin bahwa peran panas bumi di
Indonesia tetap sangat besar dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Buktinya
sekarang walaupun kita cuma bisa memanfaatkan 6,5 % dari potensi panas bumi
yang ada di Indonesia, kita masih bisa memenuhi kebutuhan listrik saat ini,
artinya sumber energi selain panas bumi masih banyak di Indonesia (seperti
batubara, gas bumi, dll) dan kedepannya jika panas bumi bisa termanfaatkan
semuanya kita bisa mengalokasikan energi yang lain tersebut untuk memenuhi
kebutuhan infrastruktur Indonesia agar bisa lebih maju. Kita juga bisa
mengekspor energi tersebut ke luar negeri untuk meningkatkan pendapatan negara
atau kita juga bisa menyimpan energi tersebut untuk cadangan negara kita
sebagai investasi masa depan dan berbagai fungsi lainnya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan pemerintah segara membentuk dan membuat suatu sistem regulasi yang
khusus untuk memberdayakan sumber daya panas bumi yang ada di Indonesia agar
nantinya kita bisa menjadi negara yang mandiri akan kebutuhan energi.
Tugas IAD bab 6
BAB 6
Peran dan
Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Angin Bagi Kehidupan
10 Mei 2013
Saya
akan membahas tentang pemanfaatan energi angin sebagai salah satu energi alternatif yang sangat
berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Angin
adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena
adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Angin merupakan salah satu
bentuk energi yang tersedia secara melimpah di alam. Keberadaannya yang tidak
terbatas membuatnya dapat dimanfaatkan dalam skala besar dan terus-menerus.
Angin juga merupakan salah satu jenis sumber energi yang dalam proses konversi
ke energi listrik memiliki dampak negatif jauh lebih kecil dibandingkan dengan
pemakaian energi fosil.
Dampak
yang terjadi dari aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin ini tidak terlalu
berpengaruh besar terhadap eksistensi lingkungan dan manusianya sendiri bila
dibandingkan dengan manfaat dan keuntungan yang diperoleh.
Sumber Daya Angin
Sumber
daya angin yang tersebar dan bersih adalah sifat yang positif, tetapi sifat
angin yang tidak menentu merupakan masalah. Topografi atau ketinggian berbeda
menyebabkan potensi angina berbeda, dan karena daya angin sebanding dengan
kecepatan angin pangkat tiga, perbedaan kecepatan angin yang kecil pun akan
menghasilkan perbedaan daya yang besar. Kondisi dan kecepatan angin menentukan
tipe dan ukuran rotor. Kecepatan angin rata-rata mulai dari 3 m/s memadai untuk
turbin angin propeler ukuran kecil, di atas 5 m/s untuk turbin angin menengah
dan di atas 6 m/s untuk turbin angin besar.
Energi
angin pertama kali dimanfaatkan untuk kerja kincir angin. Kincir angin dikenal
pertama kali di Persia (Iran). Awal kincir angin ini tampak seperti roda dayung
besar, awalnya kincir angin dibangun untuk menggiling gandum dan biji-bijian
berabad-abad kemudian, orang-orang Belanda meningkatkan desain dasar kincir
angin mereka. Masyarakat Belanda memberikannya pisau baling-baling, yang masih
dibuat dengan layar. Kualitas kreatifitas masyarakat Belanda akan aplikasi
kincir angin, membuat Belanda menjadi terkenal dengan kincir anginnya.
Gambar
: Kincir angin di Amerika Serikat sebelum perang dunia I
Kekurangan
minyak pada 1970-an mengubah gambaran mengenai energi untuk negara dan dunia.
Ini menciptakan suatu kepentingan sumber energi alternatif baru, membuka jalan
bagi masuknya kembali kincir angin untuk menghasilkan listrik. Pada awal
1980-an energi angin menjadi sangat luar biasa di California, sebagian besar
karena kebijakan negara yang mendorong sumber energi terbaru. Dan akhirnya
dukungan untuk pembangunan angin telah menyebar ke negara lain.
Syarat – syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan
energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tingkat kecepatan angin 10 meter di atas permukaan tanah
Kelas Angin
|
Kecepatan angin m/d
|
Kondisi alam di daratan
|
1
|
0.00 – 0.02
|
|
2
|
0.3 – 1.5
|
Angin tenang, asap lurus ke atas.
|
3
|
1.6 – 3.3
|
Asap bergerak mengikuti arah angin
|
4
|
3.4 – 5.4
|
Wajah ada terasa ada angina, daun-daun bergoyang pelan,
petunjuk arah angina bergerak.
|
5
|
5.5 – 7.9
|
Debu jalan, kertas beterbangan, ranting pohon bergoyang.
|
6
|
8.0 – 10.7
|
Ranting pohon bergoyang, bendera berkibar.
|
7
|
10.8 – 13.8
|
Ranting pohon besar bergoyang, air plumping berombak.
|
8
|
13.9 – 17.1
|
Ujung pohon melengkung, hembusan angin terasa di telinga.
|
9
|
17.2 – 20.7
|
Dapat mematahkan ranting pohon, jalan berat melawan angin.
|
10
|
20.8 – 24.4
|
Dapat mematahkan ranting pohon, rumah rubuh.
|
11
|
24.5 – 28.4
|
Dapat merubuhkan pohon, menimbulkan kerusakan.
|
12
|
28.5 – 32.6
|
Menimbulkan kerusakan parah
|
13
|
32.7 – 36.9
|
Tornado
|
Tabel
2.3 Tingkat Kecepatan Angin dan Dampaknya Di Daratan
(Sumber
table : Green and Clean Energy for Indonesia)
MANFAAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN
Keuntungan
utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara prinsipnya adalah
disebabkan karena sifatnya yang terbaru. Hal ini berarti eksploitasi sumber
energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya
penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi
dalam ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber
energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak mengakibatkan emisi
gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan.
Emisi
karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari proses
manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang akan didirikan
pembangkit listrik tenaga angin. Namun dalam operasinya membangkitkan listrik,
secara praktis pembangkit listrik tenaga angin ini tidak menghasilkan emisi
yang berarti. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan batubara,
emisi karbon dioksida pembangkit listrik tenaga angin ini hanya seperseratusnya
saja. Disamping karbon dioksida, pembangkit listrik tenaga angin menghasilkan
sulfur dioksida, nitrogen oksida, polutan atmosfir yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan menggunakan batubara ataupun gas.
Namun begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah
lingkungan, terdapat beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan sumber
energi angin sebagai pembangkit listrik, diantaranya adalah dampak visual,
derau suara, beberapa masalah ekologi, dan keindahan.
Dampak
visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik. Penggunaan ladang
angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan
tidak mungkin untuk disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan yang
masih dapat digunakan untuk keperluan yang lain dapat menjadi persoalan
tersendiri bagi penduduk setempat. Selain mengganggu pandangan akibat
pemasangan barisan pembangkit angin, penggunaan lahan untuk pembangkit angin
dapat mengurangi lahan pertanian serta pemukiman. Hal ini yang membuat
pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas. Beberapa aturan mengenai
tinggi bangunan juga telah membuat pembangunan pembangkit listrik tenaga angin
dapat terhambat. Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin juga dapat
menyebabkan terganggunya cahaya matahari yang masuk ke rumah-rumah penduduk.
Perputaran sudut-sudut menyebabkan cahaya matahari yang berkelap-kelip dan
dapat mengganggu pandangan penduduk setempat.
Efek
lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi rendah.
Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu
daripada suara angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin,
penggunaan gearbox serta generator dapat menyebabkan derau suara mekanis dan
juga derau suara listrik. Derau mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi
mekanis elemen-elemen yang berada dalam nacelle atau rumah pembangkit listrik
tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan
interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau
transmisi gelombang mikro untuk perkomunikasian.
Pengaruh
ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit tenaga angin adalah terhadap
populasi burung dan kelelawar. Burung dan kelelawar dapat terluka atau bahkan
mati akibat terbang melewati sudut-sudut yang sedang berputar. Namun dampak ini
masih lebih kecil jika dibandingkan dengan kematian burung-burung akibat
kendaraan, saluran transmisi listrik dan aktivitas manusia lainnya yang
melibatkan pembakaran bahan bakar fosil. Dalam beberapa studi yang telah
dilakukan, adanya pembangkit listrik tenaga angin ini dapat mengganggu migrasi
populasi burung dan kelelawar.
Dalam
operasinya, pembangkit listrik tenaga angin bukan tanpa kegagalan dan
kecelakaan. Kegagalan operasi sudut-sudut dan juga jatuhnya es akibat
perputaran telah menyebabkan beberapa kecalakaan dan kematian. Kematian juga
terjadi kepada beberapa penerjun dan pesawat terbang kecil yang melewati turbin
angin. Reruntuhan puing-puing berat yang dapat terjadi merupakan bahaya yang
perlu diwaspadai, terutama di daerah padat penduduk dan jalan raya. Kebakaran
pada turbin angin dapat terjadi dan akan sangat sulit untuk dipadamkan akibat
tingginya posisi api sehingga dibiarkan begitu saja hingga terbakar habis. Hal
ini dapat menyebarkan asap beracun dan juga dapat menyebabkan kebakaran
berantai yang membakar habis ratusan hektar lahan pertanian. Hal ini pernah terjadi pada Taman Nasional
Australia dimana 800 km2 tanah terbakar hangus begitu saja.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan
dampak positif dan negatif Pembangkit Listrik Tenaga Angin .
§ Dampak Positif Energi Angin ( PLTA )
a. Sumber energi angin dapat terus
diperbaharui dalam kurun waktu yang cepat.
b. Aplikasinya mudah diinstal dan biaya
produksi lebih terjangkau dibandingkan
dengan sumber energi
lainnya.
c. Turut serta dalam pengurangan dampak berbahaya dari emisi
gas buang
d. Dapat bekerja secara optimal dalam
menghasilkan daya listrik untuk
konsumsi missal, sama seperti peralatan berbahan bakar
fosil.
e. Memberikan kontribusi besar bagi pembangunan sector energi
dan
perekonomian global.
f. Sebagai alat bantu
irigasi bagi lahan pertanian di pedesaan.
§ Dampak Negatif Energi Angin ( PLTA )
a.
Aplikasi PLTA ini dapat menewaskan beberapa penerjun dan
pesawat terbang kecil yang
melewati turbin angin.
b.
Derau frekuensi rendah yang berasal dari perputaran
sudu-sudu turbin, penggunaan gearbox serta generator dapat menyebabkan
derau suara mekanis dan juga derau suara listrik.
c.
Menurunnya populasi burung dan kelelawar akibat terbang
melewati sudu-sudu yang sedang berputar.
d.
Dampak visual akibat perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya
matahari yang berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan penduduk setempat.
e.
Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat menyebabkan
interferensi elektromagnetik,
mengganggu penerimaan sinyal
televisi atau transmisi gelombang mikro untuk kegiatan perkomunikasian.
Menurut Pendapat saya angin memang memiliki
banyak sekali dampak positif bagi manusia dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa dampak negatif yang
dikeluarkan oleh energi angin juga bisa sangat membahayakan umat manusia. Jika kekuatan angin yang muncul
melebihi kekuatan normal hembusan angina maka bisa terjadi angina Tornado yang
bisa menghancurkan bahkan sampai mematikan makhluk hidup lainnya.
Source
: http://sismega.wordpress.com/2012/12/29/peran-pembangkit-listrik-tenaga-angin-bagi-kehidupan/
Langganan:
Postingan (Atom)