Perbedaan
Antara Psikoterapi dan Konseling
Johana E.
Prawitasari (1992) menyebutkan bahwa konseling itu merupakan istilah yang
berasal dari dunia pendidikan, sedangkan psikoterapi dari kedokteran. Konseling
biasanya dipakai untuk orang yang relatif normal, sedangkan psikoterapi
digunakan untuk klien yang terganggu mentalnya dan mempunyai masalah emosi yang
berat. L.M. Brammer membedakan antara psikoterapi dan konseling. “Konseling
itu,” kata Brammer, “menekankan perencanaan yang lebih bersifat rasional, problem
solving, pembuatan keputusan, intensionalitas, pencegahan dari beberapa
penyesuaian diri, mendorong timbulnya situasi yang menyenangkan dalam kehidupan
sehari-hari bagi orang normal.” (L.M.Brammer, 1992:8).
Psikoterapi
lebih mengarah kepada re-education of individual. Dasar bantuan psikoterapi
adalah mencari persepsi dan perubahan secara jelas, mengintegrasikan kesadaran
ke dalam kehidupan sehari-hari, memagari perasaan susah/sedih yang berasal dari
pengalaman buruk di masa lalu. Psikoterapi menekankan intensitas dan tingkat
keterlibatan yang lama dan lebih berhubungan dengan pengurangan beberapa
permasalahan hidup.
Berdasarkan uraian diatas, maka perbedaan konseling
dan psikoterapi dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
NO
|
ASPEK
|
LAYANAN KONSELING
|
PSIKOTERAPI
|
1
|
Ruang Lingkup
|
Bagian dari program
bimbingan konseling
|
Berada di luar bimbingan
|
2
|
Kedalaman
|
- Perencanaan yang rasional
- Pemecahan masalah berhubungan dengan pemahaman diri
dan lingkun gan
|
Perubahan mendasar dari
kepribadian
|
3
|
Subjek/Sasaran
|
- Individu normal
- Lebih menekankan individu/kelompok kecil
|
- Individu yang mengalami disintegrasi kepribadian
- Mengutamakan individu
|
4
|
Orientasi/Pendekatan
|
Menekankan kesinian dan
kekinian
|
Menekankan masa lampau,
simbolik dan mengaktifkan kembali alam ketidaksadaran
|
5
|
Setting
|
Sekolah, universitas,
lembaga layanan masyarakat, organisasi kemasyarakatan
|
Klinik, rumah sakit,
praktik pribadi
|
6
|
Waktu
|
Relatif terbatas
|
Relatif lama
(berhari-hari, minggu, bulan, atau mungkin tahunan)
|
7
|
Tujuan
|
Mengatasi tugas-tugas
perkembangan
|
Mengatasi konflik-konflik
dalam diri seseorang
|
Bentuk-bentuk utama dalam Terapi
Psikoterapi menurut
Phares (1992) dapat dibedakan dalam beberapa aspek, yakni menurut taraf
kedalamannya, dan menurut tujuannya. Menurut kedalamannya dibedakan psikoterapi
suportif, psikoterapi reedukatif, dan psikoterapi rekonstruktif.
1. Terapi suportif adalah suatu bentuk terapi
alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik
terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan
hidup terhadap gangguan psikisnya. Tujuannya adalah menaikkan fungsi psikologi
dan sosial, untuk menyokong harga dirinya dan keyakinan dirinya sebanyak
mungkin, menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima, mencegah
terjadinya relaps, bertujuan agar penyesuaian baik, mencegah
ketergantungan pada dokter, dan untuk memindahkan dukungan profesional kepada
keluarga.
2. Terapi Reedukatif untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri. Tujuannya adalah untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasikan tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi kreatif yang ada.
3. Terapi Rekonstruktif untuk mencapai pengertian
tentang konflik-konflik yang letaknaya dialam tak sadar, dengan usaha untuk
mendapatkan perubahan yang luas daripada struktur kepribadian dan pengluasan
pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang
baru.
Daftar
Pustaka:
Sholeh, Prof.
Dr. Moh. (2008). Bertobat sambil berobat.
Jakarta: Hikmah PT Mizan Publika.
Gunarsa, Singgih D. (2007).
Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.