Pages

Rabu, 09 Juli 2014

Tugas Kesehatan Mental-Perubahan Diri


     Contoh kasus yang ingin saya ubah dalam diri saya adalah sifat saya yang suka mengulur-ngulur waktu dalam mengerjakan sesuatu, salah satunya adalah mengerjakan tugas kuliah. Disini saya akan membahas tentang beberapa tahapan yang akan saya lakukan untuk merubah sifat saya tersebut. Berikut tahapannya : 
      1.      Meningkatkan kontrol diri
Caranya adalah melakukan pengendalian diri sebagai perilaku yang dipelajari. Saya harus bisa mengendalikan diri saya agar bisa lebih bisa menghargai waktu dan tidak mengulur-ngulur waktu dan mengetahui konsekuensi apa yang akan saya dapatkan nantinya jika saya selalu mengulur-ngulur waktu. Saya menyadari kalau banyak sekali konsekuensi yang muncul apabila selalu mengulur-ngulur waktu, misalnya tugas kuliah saya jadi menumpuk padahal masih ada tugas-tugas kuliah lainnya yang belum saya kerjakan hingga akhirnya tugas tersebut sudah masuk deadline, dengan sifat saya yang seperti itu tugas saya jadi terbengkalai dan saya pun bisa menjadi pusing sendiri karena tugas-tugas yang sudah dikejar deadline. Maka dari itu saya sangat ingin mengubah sifat saya ini.

2.      Menetapkan tujuan
Menetapka tujuan disini terdiri dari mendefinisikan perilaku sasaran dan menetapkan tujuan yang dapat dicapai. Yang dimaksud dengan mendefinisikan perilaku sasaran adalah saya harus menargetkan perilaku yang menjadi tujuan sasaran saya yaitu tidak lagi mengulur-ngulur waktu dalam mengerjakan tugas dan lebih bisa menghargai waktu. Kemudian adalah menetapkan tujuan yang dapat dicapai yaitu, saya harus membuat program perbaikan untuk diri saya agar saya tidak mengulur-ngulur waktu lagi agar saya tidak terlambat dalam menjalani aktifitas saya yang lainnya.

3.      Pencatatan perilaku
Pencatatan perilaku disini dilakukan dengan cara measure of the duration or amount of time invested in the behavior (mengukur durasi atau waktu ketika melakukan sesuatu). Yang membuat saya menjadi mengulur-ngulur tugas saya karena mindset yang ada dalam diri saya yaitu karena durasi tugas dikumpulkan masih sangat lama dan terkadang saya berpikiran bahwa ada beberapa tugas yang ada itu mudah jadi dalam waktu tidak sampai satu hari dapat terselesaikan, maka dari itu saya harus dapat mengatur waktu dalam mengerjakan tugas secepat mungkin sebelum jatuh tempo pengumpulan tugas.

4.      Menyaring antisenden perilaku
Sifat saya yang seperti telah saya jelaskan diatas cenderung sering terjadi karena saya seringkali menganggap bahwa itu tugas yang mudah, tidak butuh waktu lama untuk mengerjakannya. Karena saya ingin menghilangkan sifat yang tidak menguntungkan saya sama sekali tersebut, strategi terbaik adalah dengan mengurangi antisenden tersebut.

5.      Menyusun konsekuensi yang efektif
Yang membuat saya mengulur-ngulur waktu dalam mengerjakan tugas kemungkinan karena saya mindset saya yang menganggap bahwa tugas tersebut mudah dan tidak membutuhkan waktu lama untuk mengerjakannya, konsekuensinya yang akan saya dapatkan adalah tugas-tugas saya menumpuk dan tugas-tugas tersebut jadi terbengkalai. Maka dibutuhkan reinforcers, reinforcers dibagi menjadi dua yaitu reinforcers positif dan reinforcers negative. Reinforcers positif adalah yang memperkuat perilaku yang diberikan langsung jika saya tidak pernah mengulur-ngulur waktu dalam mengerjakan tugas, dan reinforcers negative terdiri dari mengurangi atau menghilangkan stimulus yang tidak menyenagkan, apabila saya mengulur-ngulur waktu maka akibatnya tugas saya akan menumpuk banyak dan tidak ada satupun tugas saya yang selesai dan jika tugas-tugas saya sudah menumpuk dan sudah jatuh tempo pengumpulan tugas, saya akan merasa panik dan cemas. Cemas adalah salah satu stimulus yang tidak menyenangkan.

6.      Menerapkan perencanaan yang efektif
Agar saya dapat berhasil dan lancar dalam mengubah perilaku yang ingin saya hilangkan maka saya juga harus konsisten dengan segala yang sudah saya rencanakan sejak awal.

7.      Evaluasi
Saat saya melakukan rencana untuk mengubah sifat saya yang tidak baik dengan kesungguhan dan usaha-usaha yang cukup maka saya akan mendapatkan hasil yang saya inginkan. Begitupun sebaliknya, jika saya tidak serius dan setengah hati dalam melakukannya maka perubahan dalam diri saya tidak akan tercapai dan tidak akan mengalami perbaikan apapun.

Rabu, 02 Juli 2014

TUGAS INDIVIDU KESEHATAN MENTAL


Nama : Yunizar Trisna
     NPM   : 17512976
       Kelas  : 2PA06


Tugas Individu Mata Kuliah Kesehatan Mental
Saya melakukan wawancara kepada sepasang suami istri yang sudah menikah hampir 19 tahun. Kelurga kecil pasangan suami istri tersebut memiliki 3 orang anak. Anak laki-laki sulung mereka sekarang sudah memasuki salah satu Universitas di Bandung, anak kedua yang merupakan seorang remaja wanita mereka duduk dibangku Sekolah Menengah Atas dan anak bungsunya yang juga laki-laki duduk dibangku kelas satu Sekolah Menengah Pertama. Keluarga pasangan suami istri tersebut adalah keluarga yang harmonis dengan ketiga anaknya yang sangat patuh kepada kedua orangtuanya serta tidak pernah malu dalam membantu pekerjaan orangtua mereka.
Dengan melihat keharmonisan dari keluarga pasangan suami istri tersebut, disini saya ingin mengetahui bagaimana cara kedua pasangan suami istri ini tetap bisa sangat harmonis dan romantis satu sama lain terhadap pasangannya. Serta bagaimana cara mereka mendidik anak-anak mereka agar menjadi pribadi yang mungkin kebanyakan orangtua mengingankannya pula ada dalam diri anak mereka masing-masing. Berikut adalah jawaban dari pasangan suami istri tersebut:
  1. Dalam keluarga kami yang paling terpenting adalah harus selalu terjalin komunikasi yang baik satu sama lain, saling mempercayai pasangan satu sama lain dan kapanpun, dimanapun kami harus tetap saling memberi kasih sayang yang tulus kepada satu sama lain tanpa ada paksaan dari salah satu pihak. Jika kami ada masalah apapun itu bentuknya kami selalu membicarakannya baik-baik dan jangan sampai anak-anak kami mengetahui kalau suatu hari kami sedang bertengkar. Pokoknya saya mengusahakan apapun kondisi yang terjadi dalam keluarga saya jangan sampai pihak-pihak lain tahu karena saya tidak mau memperkeruh suasana dalam rumah tangga saya.
  2. Kami dalam mendidik ketiga anak kami selalu menanamkan sikap kejujuran, dan dalam menyayangi anak kami, tidak ada anak kami yang kami istimewakan karena saya pribadi tidak ingin ada kecemburuan antara anak saya yang satu dengan yang lainnya. Saya juga selalu mengajarkan kepada anak saya untuk selalu membantu orangtua dalam mengerjakan pekerjaan rumah seperti membantu saya mengepel rumah, menyapu lantai dll karena saya tidak ingin anak saya menjadi anak yang manja dan terlalu tergantung dengan orang lain. Saya selalu mengajarkan anak saya untuk hidup perihatin karena saya tidak mau kalau anak saya menjadi pribadi yang sombong.

Kesimpulan dari wawancara saya dengan sepasang suami istri ini adalah bahwa dalam setiap keluarga yang baik, hal yang terpenting adalah harus terjalinnya komunikasi yang baik satu sama lain serta selalu percaya dengan pasangan anda. Jangan sampai ada perpecahan antar pasangan anda hanya karena miss communication antara salah satu pihak dengan pihak lainnya. Dan untuk orangtua yang menginginkan mempunyai anak-anak yang rukun satu sama lain dengan saudara serta patuh kepada perintah orangtua harus menanamkan nilai-nilai moral seperti kejujuran, jiwa sosial yang tinggi(empati) agar kelak anak tersebut tidak menjadi pribadi yang sombong dan tidak bisa menghargai orang lain kedepannya.