Pages

Selasa, 09 Juni 2015

Terapi Kelompok (Psikoterapi)



TERAPI KELOMPOK
Terapi kelompok adalah suatu pelayanan kepada kelompok yang tujuan utamanya untuk mebantu anggota-anggota kelompok memperbaiki penyesuaian mereka, dan tujuan keduanya untuk membantu kelompok mencapai tujuan-tujuan yang disepakati oleh masyarakat. Dalam tradisi pekerjaan sosial, pengorganisasian kelompok banyak dipilih sebagai metode yang strategis dalam proses penyembuhan sosial. Penggunaan metode yang didasarkan kelompok inilah yang disebut terapi kelompok. Selain di barat, konsep terapi kelompok juga banyak diterapkan oleh lembaga pelayanan sosial yang ada di Indonesia. Selain murah dan efektif metode ini sangat strategis untuk membangun kepercayaan diri klien yang sedang mengalami masalah. Pada dasarnya, teori-teori yang digunakan dalam terapi kelompok tidak jauh berbeda dengan teori yang ada pada terapi individu maupun keluarga. Hanya saja yang membedakannya adalah pendekatan yang menggunakan kelompok sebagai sarana penyembuhannya.

Bentuk-bentuk Terapi Kelompok
Terapi kelompok terdiri atas beberapa bentuk, sebagian besar berasal dari jenis-jenis terapi individual.
  • Kelompok eksplorasi interpersonal           tujuannya adalah megembangkan kesadaran diri tentang gaya hubungan interpersonal melalui umpan balik korektif dari anggota kelompok yang lain. Pasien diterima dan didukung. Oleh karena itu, dapat meningkatkan harga diri. Tipe ini yang paling umum dilakukan.
  • Kelompok bimbingan inspirasi         kelompok yang sangat terstruktur, kohesif, mendukung, yang meminimalkan pentingnya tilikan, dan memaksimalkan nilai diskusi di dalam kelompok dan persahabatan. Kelompoknya mungkin saja besar (misal, Alcoholic Anonymus). Anggota kelompok dipilih seringkali karena mereka ”mempunyai problem yang sama”.
  • Terapi berorientasi psikoanalitik         suatu teknik kelompok dengan struktur yang longgar, terapis melakukan interpretasi tentang konflik nirsadar pasien dan memprosesnya dari observasi interaksi antar anggota kelompok.
Sejumlah tipe terapi kelompok yang lain, antara lain terapi perilaku, gestalt, konfrontasi, psikodrama, analisis transaksional, maraton, dll.
Terapi kelompok dapat berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan atau beberapa tahun, dan biasanya dilakukan seminggu sekali. Biasanya terdiri atas 5-12 anggota (bergantung pada tipenya). Terapis terapi kelompok dilakukan dengan menyertakan ko-terapis.
Beberapa kelompok terdiri dari pasien dengan hanya satu diagnosis (misal, skozofrenia, alkoholisme), tetapi ada juga yang campuran. Belum jelas pasien-pasien mana saja yang mendapat manfaat (atau justru memburuk) dengan terapi kelompok, tetapi sebagian besar pasien berhasil dengan menggunakan metode terapi kelompok.
Keunikan dan Keuntungan Terapi Kelompok
  1. Meningkatnya sense terhadap realitas
Interaksi anggota kelompo mendekati situasi nyata: cara bicara terhadap orang lain, cara pendekatan terhadap orang lain, dll.

  1. Mereduksi isolasi sosial
Mengurangi perasaan bahwa hanya dia yang bermasalah.

  1. Penerimaan dan dukungan kelompok
Khususnya bila masalah, latar belakang, dll homogen maka akan lebih memungkinkan penerimaan dan dukungan.

  1. Imitasi kesuksesan mengatasi masalah
Melihat contoh sukses orang lain dengan teknik tertentu, timbul keinginan mencoba.

  1. Kesempatan untuk feedback
Bisa menanyakan tanggapan dari anggota yang lain.

  1. Kesempatan untuk altruisme
Bisa membantu orang lain sehinnga percaya diri meningkat.

  1. Meningkatnya sensitivitas
Lebih sensitif terhadap masalah orang lain dan diri sendiri.

  1. Corrective ‘family’ experience
Interaksi dalam keluarga, diangkat dalam kelompok.

  1. Harapan
Melihat orang lain berhasil, merasa dia juga bisa.
Keterbatasan Terapi Kelompok
-          Tidak semua klien cocok: tertutup, masalah verbal, interaksi.
-          Peran terapis menyebar: menangani banyak orang sekaligus.
-          Sulit menumbuhkan kepercayaan: kurang personal.
-          Klien sangat tergantung dan berharap terlalu banyak pada kelompok.
-          Kelompok tidak dijadikan sarana untuk berlatih.
-          Membutuhkan terapis terlatih.


DAFTAR PUSTAKA
Ritandy, Ranto. (2013). Strategi Intervensi Komunitas Seruling Bambu Nusantara Dalam Mengatasi Stres (Coping Stress) Pada Anggota Di Taman Budaya. Skripsi.
Tomb, David. A. (2003). Psikiatri. Jakarta: EGC.
Yalom, I. D. (1975). The Theory and Practice of Group Psychotherapy. New York: Basic Books.