Pages

Kamis, 30 Oktober 2014

Tulisan ke-2 Psikologi Manajemen


Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Kabupeten Mendung Kelabu dihadapkan pada persoalan tingkat ketidakhadiran pegawai yang cukup tinggi. Pada hari setiap Senin dan Jumat kurang lebih 26% pegawai tidak masuk kerja. Berdasarkan hasil rapat yang diikuti oleh para pimpinan PAM tersebut, hal ini sudah membudaya dan sulit diperbaiki sebab banyak karyawan yang mempunyai pekerjaan tambahan di luar kantor .
Basuki sebagai Kabag Kepegawaian, baru saja mengikuti pelatihan mengenai pengembangan sumberdaya manusia pada salah satu perguruan tinggi ternama. Setelah mengikuti pelatihan, Basuki terinspirasi untuk mengadakan perubahan dalam manajemen kepegawaian. Karena setelah dianlisis secara ekonomi, tingkat ketidakhadiran pegawai ini dapat merugikan perusahaan 1 juta Rupiah per minggu. Basuki yakin, dengan perubahan ini akan dapat mengurangi kerugian.
Basuki mengajukan rencana untuk menyelesaikan masalah ini kepada atasannya, Kepala Cabang PLN, yang bernama Badjuri. Rencana Basuki adalah sebagai berikut:
Setiap hari Jumat pukul 15.00 diadakan undian yang akan ditarik setiap minggu. Kartu absen semua pegawai yang bekerja penuh mentaati jam kerja pada minggu itu akan dimasukkan ke dalam kotak undian.  Setiap minggu 2 orang pemenang akan mendapatkan hadiah berupa Voucher Rp 500.000,- Pada setiap akhir bulan juga akan diadakan undian bulanan dimana pegawai yang tidak pernah absen saja yang akan diikutkan dalam undian. Undian bulanan menyediakan hadiah bagi satu pemenang berupa Voucer seharga  1 juta Rupiah.
Setelah menyimak rencana Basuki dan mengadakan kalkulasi keuangan dengan Kabag keuangan, Badjuri sebagai Kepala Cabang menyetujui rencana ini, dan langsung diimplementasikan pada bulan berikutnya.
Setelah berjalan selama empat bulan, diadakan evaluasi terhadap tingkat ketidakhadiran pegawai. Hasilnya berkat kebijakan tersebut tingkat ketidakhadiran per minggu hanya sekitar 2 persen. Tetapi kemudian muncullah suatu persoalan. Beberapa pegawai datang tapi tidak jelas melakukan pekerjaan apa, beberapa pegawai memaksakan diri untuk datang ke kantor  walaupun dalam keadaan sakit yang perlu istirahat, sehingga memungkinkan terjadi penularan terhadap pekerja yang sehat.

      Menurut saya perubahan yang dilakukan oleh perusahaan cukup baik, namun perubahan yang dilakukan tidak terlalu efektif untuk kelangsungan pekerjaan para karyawannya. Karena dengan melakukan undian voucher setiap minggu untuk para karyawan yang menaati jam kerja awalnya memunculkan semangat baru bagi karyawan tetapi jika hal tersebut terus-menerus dilakukan akan membuat para karyawan yang datang ke perusahaan tepat waktu hanya karena mengejar hadiah voucher tersebut. Sedangkan pekerjaan mereka tidak terlalu diperhatikan. Sehingga bisa dilihat dari persoalan yang sekarang muncul dari kebijakan perusahaan tersebut, banyak dari karyawan yang memaksakan diri untuk pergi ke kantor walau dalam keadaan sakit hanya agar absensi mereka bagus sehingga mereka bisa mengikuti undian voucher tersebut. Jika hal itu mereka lakukan, terutama para karyawan yang tetap berusaha masuk walau dalam keadaan sakit itu hanya akan membuang-buang waktu dan tenaga saja karena dengan keadaan mereka yang seperti itu membuat mereka juga mengerjakan pekerjaannya tidak maksimal dan bisa saja karyawan lain yang awalnya sehat bisa ikut terserang penyakit. Namun dengan mengadakan undian voucher itu juga tidak sepenuhnya salah, karena dengan adanya kebijakan membuat perusahaan tidak jadi merugi dan tingkat ketidakhadiran para karyawan pun menurun jadi hanya 2% per minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar