Tugas
Pertemuan 1
I a. Apa
itu manajemen …
b.
Sebutkan jenis manajemen …
c.
Apa itu psikologi manajemen …
d.
Tujuan psikologi manajemen …
II a. Apa itu kepemimpinan …
b.
Teori kepemimpinan …
III
a. Pengertian perencanaan …
b.
Manfaat perencanaan …
c.
Jenis perencanaan dalam organisasi …
-
Pembahasan -
I (a) Manajemen
Dalam
buku Manajemen Teori, Praktik, & Riset Pendidikan, kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu
dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti
melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang
artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam
bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager
untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau
pengelolaan.
Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen
belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
I (b) Jenis Manajemen
A. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah
penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia
yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana sumber daya manusia
yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan
kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.
B. Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen
berdasarkan fungsinya yang pada
intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan
oleh konsumen, dana bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
C. Manajemen Produksi adalah penerapan manajemen
berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang
seefisien mungkin, dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produk akhir yang
dihasilkan dalam proses produksi.
D. Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen
berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa
kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu
diukur berdasarkan profit. Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan
dari mana pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan cara bagaimana modal yang
telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang
dijalankan.
E. Manajemen Informasi adalah kegiatan manajemen
berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang
dijalankan tetap mampu untuk terus bertahan dalam jangka panjang. Untuk
memastikan itu manajemen informasi bertugas untuk menyediakan seluruh informasi
yang terkait dengan kegiatan perusahaan baik informasi internal maupun
eksternal, yang dapat mendorong kegiatan bisnis yang dijalankan tetap mampu
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.
F. Manajemen Strategi, Secara sederhana manajemen dapat di artikan sebagai Perencanaan, Pengorganisasian, Pergerakan,
Pengawasan dalam rangka pengambilan keputusan.
G. Manajemen Operasi adalah area bisnis yang
berfokus pada proses produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan efesien. Seorang manajer
operasi bertanggung jawab mengelola proses pengubahan input (dalam
bentuk material, tenaga kerja, dan energi) menjadi
output (dalam bentuk barang dan jasa).
I
(c) Psikologi Manajemen
Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur /
me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
Sebagai ilustrasi, dulu dalam manajemen, orang berproduksi hanya
mengandalkan sumber daya alam. Misalnya, orang berburu, memancing atau memetik
hasil hutan saja untuk memenuhi keperluannya. Tetapi lama-kelamaan mulai terasa
bahwa dengan menambahkan sumber daya manusia (terutama akalnya), maka orang
akan bisa lebih efektif dan efisien dalam berproduksi. Maka mulailah dikenal
pertanian, peternakan dan upaya budi daya sumber-sumber alam lainnya.
Setelah itu, timbul lagi kebutuhan akan modal, karena dengan
investasi dana tertentu, akan bisa dibuat alat tertentu untuk lebih
meningkatkan lagi efisiensi dan efektivitas produksi. Maka sejak zaman revolusi
industri, tiga modal kerja yang utama adalah SDA (Sumber Daya Alam), SDU
(Sumber Daya Uang) dan SDM (Sumber Daya Manusia), dan ilmu manajemen pun
berkisar pada upaya untuk mengoptimalkan kinerja antar ketiga modal kerja itu.
I (d) Tujuan
Psikologi Manajemen
- Untuk mendapatkan pemecahan bagi masalah-masalah yang
penting berkenaan dengan penggunaan tenaga manusia di dalam proses manajemen.
- Agar dunia manajemen mampu
menggunakan prosedur-prosedur yang lebih relevan / tepat untuk memecahkan
masalah-masalah human (kemanusiaan).
II
(a) Kepemimpinan
Menurut George P. Terry
Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja
keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok
Menurut H. Koontz dan C. O’Donnell
Menurut H. Koontz dan C. O’Donnell
Kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum
Menurut
R. Tannenbaum, Irving R, F. Massarik
Kepemimpinan sebagai pengaruh antar
pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi
ke arah tercapainya sesuatu tujuan
Menurut
Katz dan Kahn
Kepemimpinan adalah peningkatan
pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis
terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi
Menurut Rauch dan Behling
Menurut Rauch dan Behling
Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah
pencapaian tujuan
Menurut Jacobs dan Jacques
Menurut Jacobs dan Jacques
Kepemimpinan adalah proses memberi
arti terhadap usaha kolektif yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha
yang diinginkan untuk mencapai sasaran
Menurut Wahjosumidjo (1984:26)
Butir-butir pengertian dari berbagai
definisi kepemimpinan, pada hakekatnya memberikan makna :
Kepemimpinan
adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat
tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan.
Kepemimpinan
adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan
kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri.
Kepemimpinan
adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, bawahan dan
situasi.
Dari berbagai definisi yang ada, maka dapat dikatakan bahwa Kepemimpinan adalah:
- Seni untuk menciptakan kesesuaian paham
- Bentuk persuasi dan inspirasi
- Kepribadian yang mempunyai pengaruh
- Tindakan dan perilaku
- Titik sentral proses kegiatan kelompok
- Hubungan kekuatan/kekuasaan
- Sarana pencapaian tujuan
- Hasil dari interaksi
- Peranan yang dipolakan
- Inisiasi struktur
Dari berbagai definisi yang ada, maka dapat dikatakan bahwa Kepemimpinan adalah:
- Seni untuk menciptakan kesesuaian paham
- Bentuk persuasi dan inspirasi
- Kepribadian yang mempunyai pengaruh
- Tindakan dan perilaku
- Titik sentral proses kegiatan kelompok
- Hubungan kekuatan/kekuasaan
- Sarana pencapaian tujuan
- Hasil dari interaksi
- Peranan yang dipolakan
- Inisiasi struktur
II
(b) Teori Kepemimpinan
Dalam
suatu kepemimpinan, tentu pada dasarnya ada teori yang menjadi dasar
terbentuknya kepemimpinan. Berikut ini merupakan 4 teori kepemimpinan, yaitu:
1. Teori Great Man dan Teori
Big Bang
Dalam teori Great Man dan Big Bang, suatu kepemimpinan
merupakan bakat atau bawaan yang sudah muncul sejak seseorang dilahirkan ke
dunia. Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bahwa teori ini berasumsi pemimpin
bukan diciptakan, melainkan dilahirkan.
Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui
proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki
bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin. Seperti istilah “Asal Raja
Menjadi Raja”.
Suatu peristiwa besar bisa menciptakan seseorang menjadi
pemimpin. Seorang pemimpin mampu mengintegrasikan antara situasi dan pengikut.
Dan situasi merupakan peristiwa besar seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan,
pemberontakan, reformasi, dll. Dalam hal ini, pengikut adalah orang yang
menokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat.
2. Teori Sifat
(Karakteristik) Kepribadian / Trait Theories
Dalam teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin apabila
memiliki sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Dan titik tolak
teori ini menyebutkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat
kepribadian baik secara fisik maupun psikologis. Keefektifan pemimpin
ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan saja
bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar.
Tetapi di dalam Teori Sifat, terdapat kelemahan sebagai
berikut: tidak selalu ada relevansi antara sifat-sifat yang dianggap unggul
dengan efektivitas kepemimpinan, situasi dan kondisi tertentu yang ternyata
memerlukan sifat tertentu pula berbeda dari yang lain.
3.
Teori Perilaku (Behavior Theories)
Disebutkan di dalam teori ini, bahwa keberhasilan seorang
pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpina. Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan
pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara
berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan
mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan
memberikan sanksi.
Berikut
ini merupakan bagian dari Teori Perilaku :
- Teori X dan Y
- Studi Kepemimpinan Universitas IOWA
- Studi Kepemimpinan Universitas OHIO
- Studi Kepemimpinan Universitas Michigan
- Managerial Grid
- Empat Sistem Manajemen Likert
4. Teori Kontingensi atau Teori
Situasional
Teori Kontingensi atau Teori Situasional ini menyebutkan
bahwa resistensi atas teori kepemimpinan sebelumnya yang memberlakukan
asas-asas umum untuk semua situasi. Teori ini berpendapat bahwa tidak ada satu
jalan (kepemimpinan) terbaik untuk mengelola dan mengurus satu organisasi.
5. Teori Orang Terkemuka
Kelompok teori ini disusun berdasarkan cara induktif dengan
mempelajari sifat-sifat yang menonjol dari pimpinan atas keberhasilan tugas
yang dijalankan, terutama kemampuan untuk memimpin. Kualitas-kualitas apa yang
dimiliki oleh para pemimpin, dan kemudian dikaitkan dengan latar belakang asal
usulnya sebagai factor potensi.
Dalam kelompok teori ini diasumsikan bahwa pemimpin-pemimpin yang berhasil
memainkan peranan dan sifat-sifat unik dan kualitasnya adalah superior.
Sifat-sifat inilah kemudian dikelompokkan sebagai kekhasan dari ciri-ciri
kepemimpinan. Kelompok teori ini akan menjurus pada teori traits of
leadership dan traits
6. Teori
Enviromental
Teori ini berpendapat bahwa kepemimpinan didapatkan karena
faktor lingkungan sosial yang merupakan tantangan untuk dapat diatasi dan
diselesaikan. Disamping itu seorang pemimpin bergantung pada zaman dimana ia
hidup untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sesuai dengan situasi dewasa
ini.
7. Teori
Situasi Personal
Teori ini beranggapan adanya suatu fielddynamic of
leadership. Teori ini selanjutnya menerangkan bahwa interaksi antara pemimpin
dan situasinya membentuk tipe-tipe kepemimpinan tertentu. Timbullah suatu
anggapan bahwa tiap situasi dapat membentuk seseorang untuk menjadi seorang
pemimpin.
8. Teori
Interaksi Harapan
Dalam teori ini lebih menitikberatkan pada dinamik interaksi
antara pemimpin dengan rakyatnya dan melalui interaksi ini dapat dijaring
harapan-harapan dan keinginan-keinginan dari masyarakatnya. Pada umumnya
pemimpin hanyaa bekerja dibelakang mejanya dan memaksakan keinginannya sehingga
kurang memperhatikan harapan-harapan dan keinginan dari masyarakatnya secara
mendasar.
9. Teori
Humanistik
Teori humanistik menyatakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah
mengatur kebebasan individu untuk dapat merealisasi motivasi dari rakyatnya
agar dapat bersama-sama mencapai tujuannya. Oleh karena itu yang lebih penting
dalam teori ini adalah unsur organisasi yang baik yang dapat memperhatikan
factor-faktor kebutuhan rakyatnya.
10. Teori Penukaran
Pada teori ini diungkapkan bahwa interaksi sosial ini akan
menghasilkan bentuk perubahan dimana para pengikutnya akan berpartisipasi
aktif.
Model kepemimpinan yang berkembang dalam kehidupan
kebangsaan dewasa ini telah membawa kepada kompleksitas permasalahan mengenai
kepemimpinan itu sendiri karena banyak orang yang telah menjadi pemipin yang
tidak dilembagakan, sumber dari kepemimpinan semacam ini bukan melalui lembaga
formal, melainkan karena kualitas individu.
III
(a) Perencanaan
Dalam ilmu menejemen menjelaskan bahwa salah satu
fungsi pokok manajemen adalah perencanaan, dimana dalam ilmu manajemen
menjelaskan bahwa fungsi pokok manajemen terdiri dari perencanaan, koordinasi,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Perencanaan merupakan salah satu fungsi pokok
manajemen yang pertama harus dijalankan. Sebab tahap awal dalam melakukan
aktivitas perusahaan sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan
adalah dengan membuat perencanaan.
Definisi perencanaan dikemukakan oleh Erly
Suandy (2001:2) sebagai berikut :
“Secara
umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan
kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi
(program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan)
yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.”
Dalam manajemen,
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan. Rencana dapat berupa
rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang
tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.
Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu
organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana
bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan
menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan
menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
III
(b) Manfaat Perencanaan
1. Standar pelaksanaan dan
pengawasan.
2. Pemilihan berbagai
alternative terbaik.
3. Penyusunan skala
prioritas, baik sasaran maupun kegiatan.
4. Menghemat pemanfaatan
sumber daya organisasi.
5. Membantu manajer
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
6. Alat memudahkan dalam
berkoordinasi dengan pihak terkait, dan,.
7. Alat meminimalkan
pekerjaan yang tidak pasti.
8. Mengarah pada tindakan
yang bertujuan.
9. Menghindari kesalahan atau
risiko.
10. Memungkinkan pendelegasian tugas
(kekuasaan).
11. Memungkinkan koordinasi.
12. Metode yang digunakan bisa lebih baik.
13. Bisa berhemat atau ekonomis dana.
14. Bisa menghemat tenaga manajemen.
15. Sebagai dasar untuk pengendalian.
III
(c) Jenis Perencanaan Dalam Organisasi
1.
Perencanaan Strategis
Perencanaan
strategis dianggap oleh organisasi secara keseluruhan dan dihasilkan oleh
tingkat hirarki yang lebih tinggi dari sebuah organisasi. Berkaitan dengan
tujuan jangka panjang dan strategi dan tindakan untuk mencapainya.
Perencanaan ini
merupakan proses dimana eksekutif / top manajer meramal arah jangka panjang
dari suatu entitas dengan menetapkan target spesifik pada kinerja, dengan
mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal untuk melakukan tindakan
perencanaan yang dipilih.
Hal ini biasanya
dilakukan dalam organisasi pada tingkat manajerial, atau tingkat tertinggi
perintah, yang dilakukan dengan cara taktik dan prosedur yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu atau diberikan perencanaan jangka panjang lebih dari 5
tahun.
Perencanaan
strategis juga merupakan suatu hal untuk merencanakan strategi dalam segala
hal, atau dalam kehidupan sehari-hari setiap orang.
2. Perencanaan Taktis / Taktik
Pada tingkat
kedua dari perencanaan, taktis, kinerja berada dalam setiap area fungsional
bisnis, termasuk sumber daya tertentu. Perkembangannya terjadi oleh tingkat
organisasi menengah, bertujuan untuk efisiensi penggunaan sumber daya yang
tersedia untuk jangka menengah proyeksi. Dalam perusahaan besar dengan mudah
mengidentifikasi tingkat perencanaan, yang diberikan oleh setiap kepala bagian.
Bagian taktis
merupakan proses yang berkelanjutan, yang bertujuan dalam waktu dekat,
merampingkan pengambilan keputusan dan menentukan tindakan. Bagian Ini
dilakukan secara sistemik karena merupakan totalitas yang dibentuk oleh sistem
dan subsistem, seperti yang terlihat dari sudut pandang sistemik. Apakah
iteratif, dan proyek mana yang harus fleksibel dan menerima penyesuaian dan
koreksi. Teknik ini memungkinkan pengukuran siklus dan evaluasi sebagai
dijalankan yang secara dinamis dan interaktif dilakukan dengan orang lain, dan
merupakan teknik yang mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dari efisiensi.
3. Perencanaan Operasional
Ketidakpastian
yang disebabkan oleh tekanan dan pengaruh lingkungan harus berasimilasi pada
pertengahan atau taktik yang harus mengkonversi dan menafsirkan keputusan
strategis, tingkat tertinggi, ke dalam rencana konkrit di tengah dan membuat
rencana yang akan dilakukan dan, pada gilirannya, dibagi lagi menjadi rencana
operasional dan rincian yang akan dijalankan pada tingkat operasional.
Karena jadwal
pada tingkat operasional sesuai dengan set bagian homogen dari perencanaan
taktis, yaitu, mengidentifikasi prosedur spesifik dan proses yang diperlukan di
tingkat bawah organisasi, menyajikan rencana aksi atau rencana operasional. Hal
ini dihasilkan oleh tingkat organisasi yang lebih rendah, dengan fokus pada
kegiatan rutin perusahaan, oleh karena itu, rencana dikembangkan untuk waktu
yang singkat.
Perencanaan
Operasional ini dilakukan pada karyawan di tingkat terendah dari organisasi.
Membuat perencanaan kecil sebuah organisasi dan merinci bagaimana tujuan akan
dicapai. Bahkan, semua titik dasar perencanaan terjadi di tingkat operasional,
yang sangat mempengaruhi dan menentukan, bersama dengan, hasil taktik.
Termasuk
tugas-tugas operasional dan skema operasi yang benar dan efisien dalam
menjalani sistem pendekatan reduksionis proses khas ditutup. Hal ini dilakukan
berdasarkan proses diprogram dan teknik komputasi. Ini mengubah ide menjadi
kenyataan, atau mengeksekusi tujuan dari suatu tindakan melalui berbagai rute,
jangka pendek pekerjaan umumnya kurang dari 1 tahun.
4. Perencanaan Normatif
Mengacu pada
penciptaan standar, kebijakan serta peraturan yang ditetapkan untuk operasi
organisasi. Hal ini bergantung pada pembentukan standar, metodologi dan metode
untuk berfungsinya kegiatan yang direncanakan.
Standar-standar
tentang pendirian aturan dan / atau undang-undang dan / atau kebijakan dalam
setiap kelompok atau organisasi, terutama untuk menjaga pengendalian,
pemantauan dan pengembangan perencanaan dan pengembangan standar dan kebijakan.
Perencanaan
berhubungan erat dengan desain struktur organisasi. Ini berlaku di daerah yang
sangat spesifik, yang umumnya adalah mereka yang mengawasi dan menentukan aspek
pada tingkat lainnya tidak dapat dipisahkan.
Daftar
Pustaka
Sri Wiludjeng. Pengantar Manajemen (Yogyakarta:
Garaha Ilmu, 2007).
Husaini Usman. Manajemen(Jakarta: Bumi Aksara,
2008).
Kartini
Hartono, Psikologi Sosial untuk Manajemen, Perusahaan, dan Industri,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar